Kripto di Persimpangan Regulasi: AS Cari Aturan Sementara Bank Menolak Yield Stablecoin

🔑 Ringkasan utama

  • Sebuah opini Financial Times menegaskan kripto membutuhkan empat pilar yang menopang pasar modal: prediktabilitas, hak kepemilikan, transparansi, dan persaingan yang adil.

  • Undang-Undang Genius (Juli 2025) melarang penerbit membayar bunga pada stablecoin, tetapi bank memperingatkan bahwa platform kripto masih mengeksploitasi celah melalui program hadiah pihak ketiga—berisiko menyebabkan keluarnya hingga $6,6 triliun dalam deposito.

  • Regulator AS mulai bergerak: SEC memiliki kepala penegakan baru, CFTC dan Departemen Keuangan membuka konsultasi publik, serta gugus tugas Kongres membangun kerangka kerja komprehensif.


Ilustrasi CryptoQuibbler tentang Capitol Hill di bawah langit badai dengan koin-koin yang bersinar, melambangkan perdebatan regulasi kripto AS.

🗞 Kisah Utama

Saat AS bergulat dengan masa depan aset digital, tiga kekuatan saling bertabrakan: regulator, bank, dan industri kripto.

Analisis Financial Times menekankan bahwa kripto tidak bisa selamanya mengandalkan improvisasi. Pasar memerlukan empat pilar tata kelola—prediktabilitas, hak kepemilikan, transparansi, dan persaingan yang adil—yang semuanya masih rapuh di dunia kripto. Tanpa fondasi ini, modal pergi, inovasi terhenti, dan kepercayaan sistemik terkikis.

Pada saat yang sama, kampanye lobi perbankan melawan yield stablecoin menunjukkan kecemasan institusional yang mendalam. Meskipun Undang-Undang Genius melarang penerbit membayar bunga, platform kripto tetap dapat menyalurkan insentif melalui struktur pihak ketiga. Bagi bank, ini adalah pintu belakang yang dapat mengalihkan triliunan dolar deposito dari sistem perbankan tradisional, melemahkan kapasitas kredit mereka dan mengganggu stabilitas. Lobi ini menegaskan ancaman eksistensial yang mereka lihat dari mekanisme yield stablecoin.

Washington juga memberi sinyal perubahan. Dengan kepala penegakan baru di SEC, CFTC dan Departemen Keuangan meminta masukan publik, dan gugus tugas Kongres bergerak, pengawasan kripto sedang bergeser dari memadamkan skandal ke pembangunan kebijakan sistemik. Pertanyaan utamanya adalah apakah konvergensi ini akan menghasilkan kejelasan atau justru mengekang inovasi.


Gambar CryptoQuibbler tentang brankas bank masa depan yang dipenuhi koin, menggambarkan ketakutan bank terhadap pelarian dana dari hasil stablecoin.

🔬 Opini Ahli

  • Prof. Scott Kominers, Harvard Business School & mitra riset a16z crypto:
    “Pasar membutuhkan aturan; kripto tidak berbeda.” Ia menekankan bahwa regulasi khusus—bukan hukum lama yang dipaksakan—sangat penting untuk pertumbuhan berkelanjutan.

  • Juru bicara American Bankers Association (ABA):
    Memperingatkan bahwa mekanisme yield stablecoin akan “memicu eksodus besar-besaran deposito bank,” mengancam akses kredit dan stabilitas sistem.

  • Margaret Ryan, Kepala Penegakan SEC yang baru diangkat:
    Meski belum berbicara di depan publik, penunjukannya menandakan niat SEC untuk mengambil pendekatan pengawasan yang lebih agresif.


🌟 Implikasi

  1. Regulasi sebagai Infrastruktur — Aturan yang jelas dan khusus dapat menjadi kerangka untuk inovasi, bukan belenggu.

  2. Risiko Sistemik melalui Yield Stablecoin — Jika dibiarkan, bisa mengganggu bank dan pasar kredit.

  3. Pengawasan Proaktif — Regulator AS beralih dari reaktif menjadi pembuat kebijakan yang lebih strategis.

  4. Ketegangan TradFi vs. Web3 — Stablecoin kini menjadi medan pertempuran antara institusi lama dan inovator.

  5. Dampak Global — Keputusan AS dapat membentuk preseden yang memengaruhi MiCA di Eropa dan model sandbox di Asia.


Ilustrasi CryptoQuibbler tentang regulator yang menimbang koin digital terhadap bank pada timbangan keadilan holografik di ruang rapat.

📝 Opini Editor

⚖️ Aturan sebagai Kerangka, Bukan Belenggu

Masalah kripto bukanlah regulasi versus kebebasan—tetapi ketiadaan regulasi yang dirancang khusus. Aturan yang baik berfungsi sebagai kerangka: memungkinkan pertumbuhan tanpa runtuh.

🏦 Yield Stablecoin: Kuda Troya atau Evolusi Alami?

Yield stablecoin memecah persepsi. Bagi bank, ini adalah Kuda Troya yang menguras deposito. Bagi kripto, ini adalah kelanjutan logis insentif DeFi. Keduanya ada benarnya: yield tanpa kontrol berisiko menular, tetapi larangan total dapat mencekik kemajuan. Regulasi yang bernuansa bukan pilihan—tapi keharusan.

🌐 Momen Regulasi Amerika

Ini lebih dari sekadar perselisihan antara Wall Street dan Web3. AS menghadapi momen regulasi yang hasilnya akan bergema secara global. Eropa sudah memiliki MiCA; Asia mendorong sandbox. Jika AS menghasilkan kejelasan, ia akan menjadi jangkar era baru keuangan digital. Jika memilih larangan atau fragmentasi, inovasi bisa pindah ke luar negeri.

Putusan CryptoQuibbler: Regulasi bukanlah biner—ini adalah kunci yang menentukan apakah kripto matang sebagai lapisan tepercaya dalam keuangan global, atau tetap terjebak dalam siklus spekulatif.


🛬 Sumber

  • Financial Times – “Markets need rules — crypto is no different”

  • Financial Times – “US banks lobby to block stablecoin interest over fears of deposit flight”

  • Axios – “SEC, Treasury, CFTC step up crypto oversight”

Comments