Badan Perbankan Global Mendesak Basel untuk Merevisi Aturan Perbankan Kripto

🔑 Ringkasan Utama

  • Asosiasi keuangan besar (GFMA, IIF, ISDA) mendesak Komite Basel untuk Pengawasan Perbankan (BCBS) merevisi aturan kripto mendatang.

  • Kerangka kerja saat ini, disusun pada 2022, memberlakukan biaya modal yang sangat berat dan bisa menghalangi bank masuk ke pasar kripto.

  • Kelompok ini berpendapat kripto telah matang dengan ETF, adopsi institusional, serta permintaan untuk custody dan settlement.

  • Perdebatan ini mencerminkan sejarah panjang Basel dalam membentuk standar perbankan global setelah krisis keuangan.


Ilustrasi CryptoQuibbler sebuah koin Bitcoin di atas dokumen Basel, melambangkan benturan antara aturan perbankan tradisional dan integrasi kripto.

🗞 Kisah Utama

Koalisi asosiasi keuangan besar —termasuk Global Financial Markets Association (GFMA), Institute of International Finance (IIF), dan International Swaps and Derivatives Association (ISDA)— secara resmi meminta Komite Basel untuk Pengawasan Perbankan (BCBS) meninjau ulang aturan yang akan datang terkait aktivitas kripto bank.

Komite Basel, bermarkas di Bank for International Settlements (BIS) di Swiss, telah menetapkan standar modal perbankan global sejak tahun 1970-an. Aturannya —dikenal sebagai Basel I, II, dan III— diciptakan untuk mencegah keruntuhan bank dengan mewajibkan pemberi pinjaman menyimpan buffer modal terhadap aset berisiko. Standar ini diadopsi secara global dan membentuk cara bank beroperasi lintas batas.

Draf kerangka kripto, disahkan pada 2022, mengklasifikasikan sebagian besar aset digital sebagai berisiko sangat tinggi, dengan menerapkan bobot risiko 1.250%. Secara praktis, ini berarti bank harus menahan US$1,25 modal untuk setiap US$1 eksposur kripto —praktis sebuah larangan terselubung. Aturan baru ini akan berlaku pada 2026.

Namun, industri menilai kerangka ini sudah ketinggalan zaman. Sejak 2022, pasar kripto mengalami institusionalisasi besar-besaran:

  • ETF Bitcoin dan Ethereum kini memegang ratusan miliar dolar dalam aset kelolaan.

  • Dana pensiun, manajer aset, dan korporasi menuntut layanan custody, pinjaman, dan settlement dari bank.

  • Infrastruktur keuangan tradisional kini bergabung dengan infrastruktur digital dengan kecepatan belum pernah ada sebelumnya.

Jika aturan punitif ini dipertahankan, para kritikus mengatakan Basel berisiko mendorong aktivitas kripto ke luar negeri, ke yurisdiksi dengan regulasi lemah yang bisa meningkatkan instabilitas dan merugikan konsumen. Asosiasi tersebut mengusulkan model berbasis risiko di mana bank dapat menggunakan kerangka uji stres alih-alih larangan menyeluruh.

Mengapa ini penting: Standar Basel secara historis menentukan bisnis apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan bank. Seperti halnya reformasi Basel di masa lalu yang mengubah pinjaman hipotek dan perdagangan derivatif setelah krisis 2008, aturan kripto ini bisa menentukan apakah bank global akan memainkan peran utama dalam aset digital —atau tetap di pinggir lapangan.


Ilustrasi CryptoQuibbler lantai perdagangan futuristik dengan aliran data holografis dan simbol Bitcoin bercahaya, mencerminkan bank bersiap masuk kripto.

🔬 Opini Ahli

Timothy Adams (Presiden, IIF):
“Pasar kripto telah berkembang jauh sejak 2022. Aturan harus dikalibrasi ulang agar tidak mencekik layanan perbankan yang sah.”

Scott O’Malia (CEO, ISDA):
Manajemen risiko, bukan larangan, seharusnya menjadi prinsip utama regulasi kripto.”

Sheila Bair (Mantan Ketua FDIC AS):
“Aturan Basel memiliki bobot global yang besar. Perlakuan terlalu keras terhadap kripto bisa secara tak sengaja meniru risiko shadow banking yang justru ingin dihindari regulator.”


🌟 Implikasi

  • Integrasi Perbankan: Jika Basel melonggarkan sikapnya, bank global bisa mulai menawarkan custody, pinjaman, dan settlement kripto dalam skala besar.

  • Ekspansi Likuiditas: Masuknya institusi akan memperdalam likuiditas dan menghubungkan kripto dengan pasar tradisional.

  • Arbitras Regulasi: Aturan yang terlalu ketat bisa mendorong aktivitas ke yurisdiksi luar negeri dengan pengawasan lebih longgar.

  • Keseimbangan Risiko Sistemik: Tantangannya adalah menemukan jalan tengah —mengelola volatilitas tanpa melarang bank dari sektor ini.


Ilustrasi CryptoQuibbler globe digital bercahaya dibungkus kode regulasi, melambangkan dampak global dari aturan kripto Basel.

📝 Opini Editorial 

🏦 Basel: Arsitek Senyap Keuangan Modern

Sebagian besar investor ritel mungkin tidak pernah mendengar tentang Komite Basel, namun merekalah yang diam-diam membangun arsitektur perbankan global. Basel I (1988) menstandarkan rasio modal. Basel II (2004) memperkenalkan bobot risiko untuk produk kompleks. Basel III (2010), lahir dari krisis 2008, memaksa bank menambah modal untuk mencegah runtuhnya kasus seperti Lehman Brothers. Setiap putaran telah mengubah wajah keuangan global. Kini, giliran kripto menghadapi ujian yang sama.

Kematangan Kripto vs. Keterlambatan Basel

Ketegangannya terletak pada waktu. Pada 2022, ketika aturan kripto Basel disusun, Terra-LUNA baru saja hancur dan keruntuhan FTX sudah di depan mata. Rasa takut mendikte kebijakan. Namun pada 2025, tajuk utama berbicara tentang ETF teregulasi, custody institusional, dan settlement stablecoin. Ketidakcocokannya jelas: aturan mencerminkan kekacauan masa lalu, bukan realitas sekarang.

🌍 Taruhannya: Inklusi atau Pengasingan

Jika Basel tidak beradaptasi, bank bisa meninggalkan ruang ini, menyerahkan kripto ke tangan exchange luar negeri dan entitas minim regulasi. Hasil itu bisa mengulang sejarah: sistem shadow banking berkembang di luar pengawasan, persis hal yang ingin dicegah Basel. Sebaliknya, kerangka kerja yang dikalibrasi ulang dapat memasukkan kripto ke dalam jaring pengaman perbankan —buffer modal, audit, pengawasan— membuatnya lebih aman bagi semua.

⚖️ Putusan CryptoQuibbler

Pertarungan soal Basel bukan tentang ideologi; ini tentang siapa yang mengendalikan masa depan uang. Menolak akses bank tidak akan menghapus kripto; hanya akan memindahkan aktivitasnya. Sejarah menunjukkan bahwa saat regulator berlebihan, pasar bergerak ke bayangan. Jalan cerdas adalah rekalibrasi, bukan larangan. Untuk sekali ini, Basel harus belajar dari sejarahnya sendiri.


📘 Penjelasan Istilah Kunci

  • Komite Basel (BCBS): Badan global di bawah BIS yang menetapkan standar modal minimum perbankan.

  • Bobot risiko: Persentase modal yang harus disimpan bank terhadap suatu kelas aset; semakin tinggi = semakin restriktif.

  • Bobot risiko 1.250%: Klasifikasi regulasi yang membuat aset jadi terlalu mahal bagi bank untuk dimiliki.

  • Custody services: Layanan di mana bank menyimpan kripto klien dengan aman.

  • Arbitras regulasi: Pemindahan aktivitas ke yurisdiksi dengan aturan lebih longgar.


🛬 Sumber

  • Reuters – “Finance Industry Bodies Call for Changes to Crypto Rules for Banks”

  • BIS – “History of the Basel Committee”

  • CoinDesk – “Why Basel’s Crypto Rules Matter”

Comments